Source: McKinsey
Dalam dunia bisnis yang penuh ketidakpastian—mulai dari pandemi, krisis geopolitik, hingga disrupsi teknologi—peran CEO tidak lagi terbatas pada pengambil keputusan strategis. Kini, CEO juga berperan sebagai Chief Resilience Officer (CRO), yang bertanggung jawab membangun dan menjaga ketahanan organisasi secara menyeluruh.
Mengapa Ketahanan Menjadi Prioritas Utama?
McKinsey menekankan bahwa ketahanan bukan sekadar kemampuan bertahan dari krisis, tetapi juga kemampuan untuk bangkit lebih kuat dan memanfaatkan peluang di tengah disrupsi. CEO berada di posisi unik untuk mengintegrasikan strategi, keuangan, dan operasi guna membangun ketahanan yang kokoh.
Empat Pilar Ketahanan Organisasi
Untuk membangun ketahanan yang menyeluruh, CEO perlu memperhatikan empat dimensi utama:
-
Ketahanan Finansial: Menjaga likuiditas dan struktur modal yang sehat untuk menghadapi tekanan ekonomi.
-
Ketahanan Operasional: Mengembangkan rantai pasok dan proses bisnis yang fleksibel dan adaptif.
-
Ketahanan Organisasi: Membangun budaya kerja yang tangguh, dengan fokus pada pengembangan talenta dan kepemimpinan yang adaptif.
-
Ketahanan Eksternal: Menjalin hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan dan memahami dinamika pasar serta regulasi.
Praktik Terbaik dari Para CEO Terkemuka
Beberapa CEO telah menerapkan pendekatan proaktif dalam membangun ketahanan:
-
Reed Hastings (mantan CEO Netflix) secara rutin meminta timnya untuk membayangkan skenario kegagalan perusahaan dalam 10 tahun ke depan dan mengidentifikasi penyebabnya. Pendekatan ini membantu dalam perencanaan strategis yang lebih matang.
-
Sarah Friar (mantan CEO Nextdoor) mengadakan simulasi untuk mengantisipasi potensi kegagalan peluncuran produk dan mengadakan pertemuan intensif untuk mengevaluasi isu secara menyeluruh di tingkat perusahaan.
Langkah-Langkah untuk Membangun Ketahanan
CEO dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk memperkuat ketahanan organisasi:
-
Evaluasi Ketahanan Saat Ini: Menggunakan data dan analisis untuk menilai tingkat ketahanan organisasi dan mengidentifikasi area yang perlu diperkuat.
-
Integrasi Ketahanan dalam Strategi: Memastikan bahwa aspek ketahanan menjadi bagian integral dari perencanaan strategis dan pengambilan keputusan.
-
Pengembangan Budaya Ketahanan: Mendorong budaya organisasi yang adaptif, kolaboratif, dan siap menghadapi perubahan.
-
Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Menjalin komunikasi yang efektif dengan investor, pelanggan, dan regulator untuk membangun kepercayaan dan dukungan.
Kesimpulan
Peran CEO sebagai Chief Resilience Officer menuntut kepemimpinan yang visioner dan adaptif. Dengan fokus pada pembangunan ketahanan di semua aspek organisasi, CEO dapat memastikan bahwa perusahaan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang di tengah tantangan yang terus berubah.